Jumat, 09 Mei 2008

Gender dan konservasi alam

Setelah membaca beberapa artikel dalam blog ini, mungkin timbul pertanyaan: apa hubungan antara gender dan konservasi alam?

Bumi dan seisinya ini diciptakan Allah SWT mengandung kekayaan alam yang berlimpah dan beranekaragam. Manusia diciptakan sebagai khalifah di atas permukaan bumi ini untuk memanfaatkan kekayaan alam tersebut. Memanfaatkan ini seyogyanya secara bijaksana, bukan sekedar mengeksploitir demi nafsu, karena juga harus melakukan upaya konservasi alam agar sumberdaya alam itu tetap tersedia bagi anak keturunan kita di kemudian hari. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam dua jenis, yaitu lelaki dan perempuan. Di sini mulai tampak bahwa ada hubungan antara gender dengan konservasi alam, yaitu pemangku kepentingan (stakeholders) dari pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) adalah lelaki dan perempuan.

Masalah gender tidak akan muncul di bidang konservasi alam jika kaum perempuan tidak terpinggirkan (termarginalkan). Akses, kontrol dan partisipasi untuk pengambilan keputusan bagi kaum perempuan dalam pemanfaatan SDA dan konservasi alam belum sepenuhnya terakomodir. Oleh karena itu, perlu penyadaran kepada semua pihak, baik lelaki dan perempuan, bahwa kaum perempuan juga ikut berperan sebagai pemangku kepentingan di bidang pemanfaatan SDA dan juga konservasi alam. Semakin banyak pihak yang terlibat untuk melakukan upaya konservasi alam, maka diharapkan upaya tersebut akan dapat segera terwujud. Hal ini sesuai dengan pepatah, “Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul”. Tak ada yang mustahil untuk melakukan pekerjaan yang diridhoi Allah SWT.