Jumat, 31 Oktober 2008

PEREMPUAN DAN DIVERSITAS PANGAN


Perempuan sebagai anggota keluarga, pada umumnya, sudah dilibatkan dalam kegiatan sehari-hari di lingkup rumahnya sejak usia dini. Contohnya, selesai makan, piring dan gelas dibawa ke dapur, bantu ibu siapkan hidangan, bantu ibu cuci perlengkapan makan-minum dan cuci pakaian, termasuk barang-barang milik anggota keluarga lelaki. Ini merupakan pendidikan informal pertama bagi anak perempuan dalam kegiatan domestik dan ini juga merupakan pendidikan gender bahwa perempuan terlibat dalam pekerjaan domestik sedangkan lelaki dapat atau tidak untuk terlibat dalam urusan domestik.


Dalam dunia kecilnya atau keluarga, perempuan ini memiliki kemampuan manajemen keluarga yang cukup baik, yang diperolehnya melalui pengalaman, trial by error. Kemampuan tersebut meliputi manajemen waktu, yaitu bagaimana cara membagi waktu untuk mengurus rumah tangga dan manajemen keuangan keluarga, yaitu bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga dengan dana yang tersedia. Di zaman dahulu untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan obat-obatan, mereka melakukan percobaan dari lingkungannya, seperti dengan mencari bahan-bahan di hutan atau lingkungan alam lain di sekitarnya, termasuk pesisir. Sekarang hasilnya dapat dilihat pada berbagai pemanfaatan jenis tumbuhan yang terkategorikan jamu-jamuan yang berfungsi untuk obat-obatan dan bahan kosmetik. Selain itu kita jumpai pula kekayaan kuliner (masakan) yang dibuat dari berbagai tumbuhan dan hewan yang tak terduga dengan rasa yang lezat, seperti dari siput (masakan Perancis, masakan Korea), cacing kaktus (masakan Mexico) dan lainnya. Semuanya ini tak lepas dari peranan perempuan yang bekerja tak kenal lelah dan tak dibayar (bila kerja di rumah) guna menyediakan pangan untuk keluarganya dan untuk menambah diversitas atau keanekaragaman pangan.


Di dalam World Resources Institute (WRI) Article, dituliskan bahwa perempuan itu cenderung lebih aktif terlibat dalam ekonomi rumah tangga dibandingkan pria, khususnya yang menyangkut pemanfaatan keanekaragaman spesies yang lebih luas untuk pangan dan obat-obatan dibandingkan jenis-jenis yang umum dijual di pasar regional atau internasional. Dengan tanggungjawab primernya untuk menyediakan makanan, air, obat-obatan, bahan bakar, serat dan lainnya, perempuan mengandalkan ekosistem yang sehat dan beranekaragam.


Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan diversitas pangan itu banyak dipengaruhi oleh upaya kaum perempuan. Oleh karena itu, jangan tutup akses kaum perempuan terhadap sumberdaya alam, seperti kawasan hutan, pesisir dan laut. Ciptaan Allah SWT di bumi ini tidak ada yang sia-sia atau mubazir, pasti ada manfaat, hanya kita manusia belum memahaminya. Wal Allahu ‘alam.