Rabu, 02 Februari 2011

IQRO DI MASA GADGET

Saya adalah penumpang kendaraan umum yaitu bis, angkot dan kereta rel listrik (KRL). Saat menumpang kendaraan umum dan saat menunggu di halte bis atau stasiun kereta akan mudah ditemukan pemandangan yang sudah umum terjadi saat ini yaitu orang yang menekuni gadget yaitu ponselnya. Mereka mengisi waktu luangnya dengan ber-browsing internet atau ber-jejaring sosial (facebook/twitter). Jadi tidaklah mengejutkan, kadangkala akibat mereka serius ber-gadget, sampai mereka ditinggal oleh kendaraan yang ditunggunya hingga mereka harus berlari-lari mengejar kendaraan umum tersebut.

Situasi di mal atau pusat keramaian lainnya (pertokoan dan atau perkantoran) pun tidak berbeda jauh. Gadget yang digunakan lebih bervariasi termasuk ipad atau komputer tablet. Jika mereka berbisnis online, itu hal yang wajar saja, tetapi jika hanya untuk keisengan generasi muda saja, perlu menjadi renungan kita, akan dibawa ke mana generasi muda kita ini?

Apa arti dari gadget? Gadget adalah suatu obyek teknologi berukuran kecil yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna, istilah yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Contoh gadget untuk saat ini adalah ponsel, ipad atau komputer tablet.

Apa kebiasaan orang lakukan saat menunggu? Pada umumnya, orang Indonesia melakukan percakapan dengan orang di dekatnya (mengobrol), entah orang tersebut sudah dikenal sebelumnya atau baru bertemu saat itu. Di negara Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dll, lebih mudah dijumpai orang yang membaca entah koran atau buku. Buku tersebut berukuran saku mantel, sehingga dikenal dengan pocket book (buku saku).

Dua kebiasaan tersebut di atas sedikit demi sedikit digantikan dengan kebiasaan ber-gadget. Dengan demikian ada dua kebiasaan yang digantikan yaitu bersosialisasi tatap muka dan membaca. Mari kita bahas satu per satu.

Berbicara itu dapat secara langsung bertatap muka atau tanpa tatap muka hanya mendengar suara langsung seperti berbicara melalui telepon atau melalui video conference (berbicara tatap muka tetapi tidak secara langsung dengan bantuan teknologi). Berbicara seperti ini dapat menunjukkan kejujuran antar individu yang terlibat. Contohnya: suara yang bergetar dapat menunjukkan suasana hati yang sedih, cemas, ketakutan, dll. Ekspresi wajahpun dapat menunjukkan hal tersebut, termasuk yang kita ajak bicara itu masih muda atau sudah tua juga akan tampak. Komunikasi melalui gadget tidaklah demikian. Kita tidak akan tahu suasana hati, ketulusan hatinya, ekspresi lawan komunikasi kita itu. Kepalsuan, kebohongan, fitnah, sandiwara akan mudah kita jumpai jika kita hanya mengandalkan komunikasi secara tidak langsung ini. Komunikasi dengan gadget memang memudahkan kehidupan kita tetapi jangan sampai melenakan kita hingga kehilangan kewaspadaan dan mawas diri.

Membaca yang dimaksud dalam tulisan ini adalah membaca buku atau artikel, baik dalam bentuk konvensional (fisik kertas atau koran) dan yang bentuk e-book atau koran online. Sebagai orang muslim, kami meyakini bahwa ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw adalah “Iqro” yang artinya Bacalah! Mengapa perintah pertama itu bacalah? Karena melalui membaca, kita akan membuka dan memperluas wawasan berfikir kita. Kita akan lebih mudah mengenal Allah SWT melalui berbagai gejala atau fenomena di sekitar kita, baik yang kita alami sendiri maupun yang dialami oleh orang lain. Pengalaman dan pemikiran orang lain itu ada yang dituangkan dalam tulisan, yang kemudian dibaca oleh orang banyak. Selain itu, untuk mengetahui pedoman hidup orang Islam adalah dengan membaca Al Qur’an dan hadits rasulullah saw. Apa jadinya kelak Indonesia ini jika generasi muda hanya mau enaknya saja dengan membaca tulisan yang bersifat instan seperti artikel pendek di internet? Artikel pendek tersebut berguna untuk memberikan informasi awal, tetapi untuk memperdalam pengetahuan dan ilmu seseorang haruslah banyak membaca buku. Berdasarkan pengalaman saya membantu pengelolaan website di kantor, saya jadi mengerti bahwa sewa space website itu tidak murah sehingga tidak semua artikel akan di-upload (diunggah). Oleh karena itu, hanya artikel pendek saja yang diunggah, sedangkan untuk peroleh e-book dan jurnal online banyak yang harus membayar uang berlangganan lebih dahulu baru dapat mengunduhnya download). Apapun juga hak cipta tulisan harus dihargai, tidak selalu dapat diperoleh secara gratis. Terkait dengan membaca, pasti ada aktivitas menulis. Jika generasi muda tidak mampu membaca tulisan non-fiksi (pengetahuan atau ilmu dunia dan akhirat) yang serius, tidak tertutup kemungkinan bahwa mereka pun tidak akan mampu menulis dengan baik, benar dan jujur. Kita akan menjadi bangsa yang terjajah kembali, bukan secara fisik negara, tetapi secara non fisik seperti ketergantungan akan ilmu-pengetahuan-teknologi (iptek), ekonomi dan hajat hidup lainnya termasuk sandang-pangan-papan. Kemampuannya hanya untuk membeli tetapi tidak untuk mengembangkan inovasi sumberdaya-nya sendiri (sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumberdaya finansial).

Marilah kita hidup dalam KESEIMBANGAN, sehingga kita tetap menjadi orang yang merdeka, yaitu orang yang hanya mengandalkan hidupnya kepada Allah SWT. Merdeka!