Sabtu, 13 September 2008

PERAN PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN

Perempuan memiliki sifat dasar yang keibuan, karena memang kodratnya menjadi ibu yang mengandung anaknya. Oleh karena itu kepedulian perempuan terhadap sumber-sumber pendukung kehidupannya sangat tinggi. Berdasarkan teori Segitiga Kebutuhan Abraham Maslow, tingkat kebutuhan manusia yang paling dasar yaitu kebutuhan fisiologi manusia, antaranya makan-minum. Manusia tidak akan memikirkan rasa aman, prestasi kerja dan sebagainya bila kebutuhan dasarnya tersebut belum terpenuhi. Sebagai contoh adalah supir kendaraan umum yang sering mengabaikan faktor keselamatan, karena terdorong untuk mengejar setoran demi sesuap nasi.

Dalam usaha pemenuhan kebutuhan dasar keluarganya, perempuan cenderung bekerja lebih keras dilihat dari pemanfaatan waktu dan tenaganya, tetapi tidak pernah dihitung dari segi ekonominya, karena memang pekerjaan rumah tangga tidak menghasilkan uang. Salah satu contoh, ibu rumah tangga bekerja mulai dari pukul 05.00 bahkan lebih awal, untuk menyediakan sarapan pagi keluarganya, lalu mereka terus bekerja mulai dari belanja, memasak hingga membersihkan rumah terus menerus hingga malam hari. Setelah semua penghuni rumah lainnya tidur, barulah mereka dapat tidur juga. Hal itu rutin dilakukan setiap hari tanpa hari libur. Pekerjaan dan waktu kerjanya akan bertambah bila dia mempunyai bayi yang dapat bangun dan menangis tanpa kenal waktu. Selain itu, ibu pun dituntut menjadi pendidik bagi anak-anaknya di rumah. Akibat aktivitas-aktivitas perempuan yang terbatas di sekitar domestik, maka perempuan sering tidak dianggap mampu di dalam proses pengambilan keputusan.

Seorang ibu merupakan pendidik pertama dalam keluarga. Pendidikan tersebut disampaikan melalui penyampaian secara verbal, yaitu melalui dongeng atau penyampaian konsep-konsep, namun yang terpenting adalah melalui keteladanan tindakan sehari-hari. Anak-anak yang melihat perilaku positif ibunya akan lebih mudah untuk menirunya dibandingkan sekedar pesan-pesan lisan saja dan kemudian dia dapat lebih cepat menghayati tindakannya tersebut. Pendidikan informal dalam keluarga ini akan lebih efektif dibandingkan pendidikan formal yang terlalu banyak disampaikan secara verbal atau lisan dibandingkan dengan contoh tindakan sehari-hari. Di sinilah peranan perempuan tampak semakin menonjol di dalam mendidik generasi mudanya.

Dalam dunia kecilnya atau keluarga, perempuan ini memiliki kemampuan manajemen keluarga yang cukup baik, yang diperolehnya melalui pengalaman, trial by error. Kemampuan tersebut meliputi manajemen waktu, yaitu bagaimana cara membagi waktu untuk mengurus rumah tangga dan manajemen keuangan keluarga, yaitu bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga dengan dana yang tersedia. Hal ini termasuk keunggulan perempuan yaitu mengerjakan beberapa pekerjaan atau tugas dalam waktu yang bersamaan (multi tasks). Contohnya: seorang ibu yang mengasuh anak sambil memasak atau mencuci pakaian/piring atau bahkan berdagang.

Mungkin inilah kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaum perempuan. Wal Allahu ‘alam.

Tidak ada komentar: