Jumat, 02 Juli 2010

TIPS PRAKTIS UNTUK BERHAJI 3

Selama saya menjalankan ibadah haji ada beberapa kesan yang saya peroleh di sana dan saya tuangkan dalam bentuk tips-tips. Mungkin kesan-kesan tersebut dapat bermanfaat bagi calon jamaah haji Indonesia lainnya. Hal yang harus diingat adalah “Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung”. Kita harus menghormati dan memperhatikan adat istiadat serta kebiasaan yang ada pada tempat yang kita kunjungi.

1. Penting bagi kaum perempuan

Selama manasik haji di Indonesia, kami selalu diingatkan oleh pengajar kami tentang kewaspadaan kaum perempuan selama di wilayah Arab terhadap keamanan diri. Kaum lelaki pun harus mewaspadainya karena mereka sebagai pelindung bagi kaum perempuan. Dalam hal ini kita tak perlu memikirkan tentang emansipasi perempuan dan sebagainya daripada mengalami tindakan kejahatan yang dapat berakibat kematian.

Di tanah suci yang tinggal tidak saja para jamaah haji, tetapi juga ada penduduk asli bangsa Arab dan para pekerja dari mancanegara lainnya seperti dari Afrika dan juga Asia lainnya. Meskipun mereka beragama Islam, tetapi belum tentu mereka berperilaku islami.

a. Cara berbicara

Kaum perempuan jangan berbicara dengan cara yang menggoda kepada orang bukan muhrimnya, seperti bergaya manja, termasuk saat menawar dagangan. Hal ini perlu diperhatikan agar perempuan tidak mengalami pelecehan seksual. Jika perempuan berbicara dengan ramah dan cenderung manja, maka pedagang akan menganggap perempuan itu menggoda mereka. Cara pedagang tsb melecehkan perempuan dapat melalui kata-kata atau dengan menjamah tubuh. Oleh karena itu, perempuan harus berbicara dengan tegas dan singkat, termasuk saat menawar. Jangan kuatir soal bahasa, rata-rata pedagang Arab di Makkah dan Madinah dapat berbahasa Indonesia, akibat banyaknya jumlah jamaah haji dan umrah dari Indonesia, dan rata-rata jamaah tersebut suka berbelanja.

b. Bepergian

Di zaman modern ini adalah hal yang umum jika seorang perempuan bepergian seorang diri, tetapi hal ini tak dapat dilakukan di tanah suci. Salah satu syarat untuk jamaah perempuan adalah adanya muhrim. Hal ini ada benarnya, karena keselamatan perempuan sangat tergantung pada perlindungan lelaki di sekitarnya. Saat manasik haji, kami sering diingatkan akan hal itu, tetapi saat di sana tetap saja ada yang melanggarnya. Maktab kami di Makkah berjarak 500 m dari mal di Zahir. Lingkungannya tidak ramai. Satu hari salah satu jamaah perempuan pergi sendirian ke mal, Di tengah perjalanan, perempuan tsb diseret beberapa lelaki untuk dibawa masuk ke mobil, syukur alhamdulillah, tak jauh dari lokasi kejadian ada rombongan jamaah Indonesia lainnya yang melihat dan meneriaki pelaku tsb, sehingga perempuan tsb pun dilepaskan kembali. Himbauan pengajar saat manasik tentang “Jangan tinggalkan perempuan sendirian di mobil bersama supir” adalah benar adanya dan harus disiplin diikuti. Jadi lelaki masuk lebih dulu ke taksi atau mobil omprengan disusul perempuan, ketika turun perempuan duluan baru disusul lelaki. Apapun juga doa dan disiplin harus ditegakkan agar selamat.

2. Penipuan

Hati-hati dengan berbagai modus penipuan, baik terkait barang dagangan atau hewan qurban/dam. Pada umumnya yang banyak menipu para jamaah haji Indonesia adalah orang Indonesia juga, entah dia pekerja atau mukimin (orang yang bermukim di sana). Adalah hal yang wajar, jika seseorang lebih mudah mempercayai orang sebangsanya dibandingkan orang dari bangsa lain. Oleh karena cara berpikir inilah maka para penipu berbangsa Indonesia ini mencari sasaran jamaah haji Indonesia. Para penipu itu tahu bahwa jamaah Indonesia umumnya membawa uang lebih banyak daripada yang dibutuhkannya, karena jamaah tersebut pasti akan berbelanja di sana, jarang jamaah haji Indonesia yang miskin dan meminta-minta di sana seperti jamaah dari negara lainnya.

3. Pencurian/copet

Wilayah yang banyak terjadi kejahatan adalah di sekitar Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Jamarat (tempat lontar jumrah). Tiga tempat ini adalah tempat bertumpuknya orang yang akan melakukan ibadah, di tengah-tengah sesaknya manusia ada kriminal yang mencari kesempatan untuk mencopet. Pelakunya berasal dari berbagai usia, mulai anak hingga dewasa, baik lelaki atau perempuan. Jamaah kita sering menggunakan kaus kangguru yaitu kaus berkantung untuk menympan uang agar aman. Ternyata pencopet itu juga cerdik, mereka dapat merogoh ke dalam baju kita untuk mencopet. Umumnya pencopet itu tidak sendiri tetapi bergerombol. Jadi waspadalah saat di tanah suci khususnya saat dalam kerumunan manusia, seperti saat kita berada di pasar menjelang lebaran di mana copet banyak berkeliaran. Bagaimana caranya agar tidak kecopetan? Semua kita kembalikan kepada Allah SWT, yang pertama adalah luruskan niat kita ke tanah suci hanya karena Allah semata, bukan untuk belanja; dan yang kedua adalah perbanyak infak, lebih baik lagi wakaf tunai, sebelum kita berangkat agar kita dilindungi oleh Allah SWT selama di sana.

Sekian dulu tulisan saya ini. Jika ada yang tidak berkenan, mohon maaf atas kesalahan saya tersebut. Apa pun juga hanya Allah SWT yang Maha Tahu akan segalanya. Wassalam.....

Tidak ada komentar: