Minggu, 02 November 2008

KRISIS KEUANGAN = UJIAN KEIMANAN DAN KEBANGSAAN







Krisis keuangan global di tahun 2008 ini dimulai dari kasus Subprime Mortgage di Amerika Serikat (AS). Subprime Mortgage adalah pemberian kredit pemilikan rumah (KPR). Awalnya tidak bermasalah, kemudian menjadi masalah serius yang cukup membangkrutkan perekonomian AS karena KPR diberikan kepada para peminjam yang beresiko tinggi yaitu orang-orang yang sebenarnya tidak mampu untuk mengambil kredit dan beresiko tidak dapat/mau membayar di kemudian hari yang menyebabkan kredit macet yang luar biasa, padahal uang yang diutangkan tersebut sudah terlanjur dalam jumlah besar. Para analis ekonomi/keuangan menyebutkan bahwa penyebabnya adalah keserakahan dari bank investasi yang tidak berhati-hati dalam memberikan/menyalurkan kredit. Prinsip utama perbankan yaitu prinsip kehati-hatian dilanggar oleh para bankir.

Krisis di AS pun menulari ke Indonesia (juga negara-negara di Eropa dan negara lainnya), karena AS termasuk pasar ekspor Indonesia. Banyak order yang dibatalkan yang mengakibatkan kerugian bagi produsen Indonesia (mulai dari hasil industri hingga hasil perikanan), karena masyarakat AS harus mengencangkan ikat pinggangnya akibat pengangguran, harga melonjak (permintaan/demand tinggi sedangkan pasokan/supply rendah) dan peredaran uang pun menurun.

Krisis keuangan ini merupakan ujian bagi masyarakat Indonesia, baik yang kaya dan yang miskin. Dalam tulisan ini, saya hanya membahas ujian terhadap orang kaya yang memiliki uang diam (idle money) berlimpah, karena meski jumlahnya sedikit tetapi pengaruhnya besar.
Orang kaya (tajir) yang punya banyak uang menganggur ini, bingung atau cemas (masih lebih ringan daripada dibilang takut ya...) jika NILAI UANG-nya menurun, asetnya menghilang. Apa yang kemudian dilakukan oleh orang tajir?? (1) Tabungan/simpanan dalam Rupiah (IDR) kemudian dikonversi ke valuta asing (valas), akibatnya nilai tukar IDR pun terpuruk. Simpanan dalam valas pun meningkat dalam sekejap, kekayaan pun bertambah. (2) Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilepas, berarti dia merugi karena takut asetnya banyak hilang, akibatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terjun bebas. Harganya jadi jungkir balik. Perusahaan Terbuka (Tbk) yang go public terpengaruhi karena harga sahamnya jatuh, padahal banyak hutang mereka yang digadaikan melalui saham, hutang berpeluang macet dstnya. (3) Simpanan dibelikan emas, property dan barang berharga lainnya.
Saya hanya bahas poin no 1 saja. Mengapa? Karena akibatnya besar sekali, bagi orang yang menyadarinya.
Industri di Indonesia banyak yang tergantung kepada bahan baku dan ikutannya yang harus diimpor (dari luar negeri). Pembelian material tsb pasti dengan valas (seperti dolar, euro, yen, dsbnya). Akibat terpuruknya nilai tukar rupiah, maka harga bahan impor pun meningkat, produksi berkurang bahkan mungkin saja terhenti. Akibat lebih lanjut adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau perumahan karyawan, pengangguran pun meningkat, jumlah orang miskin meningkat. Disamping itu, harga jual barang produksi pun meningkat. Pendapatan berkurang, harga meningkat, maka barang tak terbeli. Bahan pangan seperti susu untuk anak, mie berbahan baku gandum impor, obat-obatan farmasi juga masih menggunakan bahan impor, juga bahan kebersihan seperti sabun, akan meningkat. Kesejahteraan masyarakat akan menurun akibat daya beli masyarakat yang menurun juga. Nothing free in the world.
Apa hubungannya dengan ujian keimanan dan kebangsaan?
a) Ujian keimanan. Sesama muslim adalah bersaudara. Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, dan mayoritas termasuk golongan ekonomi lemah atau dhuafa. Buruh/karyawan yang terkena PHK akibat valas tinggi banyak yang beragama Islam, mereka termasuk golongan yang terpinggirkan dan dhuafa. Jika segelintir orang muslim yang kaya ini bertahan menyimpan uang dalam valas, berarti mereka ikut memiskinkan saudara mereka yang lain. Mereka perlu mempertanyakan kadar keimanan mereka kepada Allah SWT, apakah Allah SWT akan ridho dengan perbuatan mereka itu??

b) Ujian kebangsaan. Semakin banyak orang berspekulasi di valas, nilai tukar rupiah pun merosot, mereka tambah kaya, tetapi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan uang terbatas akan semakin menderita. Demi uang valas, kesejahteraan bangsa Indonesia akan turun. Sumpah Pemuda, Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa, hanya tinggal ucapan dan seremonial pada tanggal 28 Oktober. Tahun ini bertepatan dengan Peringatan 80 Tahun Sumpah Pemuda, kita bangsa Indonesia diuji dengan kesulitan keuangan. Ternyata masih banyak yang lebih memilih bertransaksi dan menyimpan uang valas daripada dengan IDR (Indonesia Rupiah). Jika mereka lahir, mencari uang/menikmati kekayaan alam di bumi Indonesia harusnya bangga dan juga mengikuti hukum Indonesia. Demi kekayaan/uang, kebanggaan berbangsa digadaikan!!!
Lebih celaka lagi, jika pejabat yang memegang otoritas di bidang keuangan lebih suka menyimpan uang dalam valas daripada IDR. Jika mereka harus mengambil keputusan yang terkait dengan nilai tukar IDR, mana yang mereka dulukan nilai IDR atau valasnya? Jika valas tinggi, kekayaan lebih banyak; jika IDR kuat, kekayaannya segitu-gitu aje..... Kepentingan pribadi dan kelompok lebih tinggi daripada kepentingan bangsa dan masyarakat. Conflict of interest. Masya Allah!!!!
Solusi bagi orang muslim yang kaya adalah poin 2 dan poin 3 di atas.
Dilihat dari Poin 2, harga saham sedang murah-murahnya, jadi mereka dapat berinvestasi jangka panjang dengan membeli saham yang mengikuti syariah. Jenis-jenis saham tersebut dapat dilihat di JII (Jakarta Islamic Index) atau membeli reksadana/obligasi syariah. Produk tersebut sudah mulai banyak di Indonesia. Dengan meningkatnya harga saham, ketersediaan dana untuk operasional usaha akan meningkat, PHK pun dapat terhindarkan.
Dilihat dari Poin 3, investasi yang mudah dibeli adalah logam mulia atau emas lantakan. Mungkin agak repot menyimpannya, tetapi kalau sudah tajir, tentu sudah punya tempat penyimpanannya, misal dengan deposit box di bank. Yang penting jangan lupa baya zakat maal-nya, karena pasti lebih dari nilai minimum zakat (nishab 85 gr emas murni). Atau mungkin hendak membeli property, rumah yang ke sekian atau memperluas lahan yang telah dimiliki.
Apa pun pilihan yang dilakukan, selain memilih Poin 1 (valas), sepanjang perbuatan halal, insya Allah ujian kebangsaan dan keimanan dapat terlampaui. Bagi orang dhuafa, kemiskinan/kondisi serba kurang itulah ujiannya. BAGI ORANG KAYA, BANYAK HARTA DAN PEMANFAATANNYA YANG MENJADI UJIANNYA. Wal Allahu ‘alam.

Tidak ada komentar: